Wednesday, May 30, 2007

NANGGROE ACEH LON SAYANG ....

Oleh: Cut Meurah Intan - Yayasan MAPAYAH

Tanggal 22 dan 23 Mei 2007, 12 orang anak muda berkumpul di salah satu ruang kelas SMU Negeri Kota Jantho. Mereka adalah siswa-siswi yang berumur 16 an tahun dimana 4 orang diantaranya berasal dari SMU Negeri Kota Jantho, 4 orang berasal dari SMK Negeri Kota Jantho dan 4 orangnya lagi dari SMU Swasta Lembah Seulawah (di Kecamatan Lembah Seulawah belum ada SMU Negeri).

Sebelum pertemuan dilakukan, manajer kampanye berkesempatan bertemu dengan Bapak Wakil Kepala Sekolah. Diskusi mengenai pendidikan konservasi berlangsung hangat dan beliau menyambut baik program pendidikan yang disebut dengan Kampanye Bangga Melestarikan Alam. Beliau juga sempat menyampaikan bahwa beberapa mata pelajaran, pendidikan lingkungan juga disampaikan seperti air dan sanitasi. Di sekolah juga ada mata pelajaran Kebajikan Lokal (kearifan lokal) sehingga menurut beliau kearifan lokal dalam mengelola hutan juga dapat dimasukkan ke dalam mata pelajaran ini.

Pihak sekolah mempersilakan Manajer Kampanye untuk menggunakan satu ruang untuk bertemu siswa-siswi yang akan terlibat dalam lagu konservasi. Pukul 15.15 semua siswa siswi berkumpul di SMU Kota Jantho.

Siswa siswi yang berasal dari SMK Jantho diantar langsung oleh Bapak Guru bagian Kesiswaan. Sementara yang dari Lembah Seulawah lari-lari takut terlambat. Pertemuan diawali dengan perkenalan. Mereka diminta memperkenalkan nama setelah menirukan suara binatang. Ada yang percaya dirinya langsung terlihat, ada juga yang masih malu-malu.Setelah perkenalan, manajer kampanye menyampaikan tentang kegiatan Kampanye Bangga Melestarikan Alam di Kecamatan Lembah Seulawah dan Kota Jantho.Kegiatan dilanjutkan dengan membaca lembar fakta dan diskusi tentang konservasi.Setelah diskusi dan jeda shalat ashar kegiatan dilanjutkan dengan diskusi pesan kunci dan memberikan kata-kata kunci yang akan dimasukkan ke dalam lagu konservasi mereka. Pertemuan berakhir pukul 17.30 dan akan bertemu kembali esok harinya pada pukul yang sama di pondok belakang rumahnya bupati Aceh Besar.Yang dari SMK Jantho dijemput lagi oleh Bapak gurunya. Senangnyaa...


Pertemuan tanggal 23 Mei 2007 berlangsung lebih santai karena sudah saling kenal dan tempatnya juga dipilih yang membuat pandangan lepas bebas. Ternyata mereka sudah punya 4 draft lagu konservasi, meski hanya 2 diantaranya yang sudah ada aransemennya. Berikut terlampir 4 draft lagu konservasi yang diciptakan anak-anak dari Kecamatan Lembah Seulawah dan Kota Jantho. Bersama dengan manajer kampanye yang tidak punya kemampuan olah vokal, kita semua mencoba mengolah vokal dengan mencoba menyanyikan lagu buatan sendiri. Di sela-sela latihan nyanyi kita juga mendiskusikan tentang hutan di sekitar mereka. Demikian catatan singkat proses pembuatan draft lagu konservasi.

Ini kutipan syair lagu yang dihasilkan ....

..... Taman Tahura Pocut Meurah Intan

Nyang cukop indah dipandang mata

Nibak tempatnyan na macam-macam binatang

Nyang leupah sunang na gajah sumatera
Wahee E rakan
Agam ngon Inong
Mari geutanyo jaga bersama
Uteun lindong, cagar alam ngon tahura

....


Artinya:
Yang cukup indah dipandang mata
Di tempat itu ada berbagai macam binatang
Yang paling buat senang ada Gajah Sumatera

Wahai teman
Laki dan Perempuan
Mari kita jaga bersama
Hutan lindung, Cagar Alam dan Tahura




















Terima kasih Tuhan!!!!Akhirnya Kostum Cempala Kuneng jadi juga....

Oleh: Zakiah - Yayasan Peduli Nanggroe Atjeh

Pertama sekali aku jumpai beberapa ibu yang ada di Lamseunia untuk berdiskusi dengan mereka tentang hal pembuatan Kostum Cempala Kuneng jelas-jelas mereka menolak dan mereka bilang mereka tidak bisa karena tidak pernah buat dan setelah aku berdiskusi dengan mereka, lalu mereka bilang mereka tidak sempat (08 mei 2007) dan akhirnya aku pulang dengan sedikit putus asa.

Tapi setelah aku telpon Mbak Sari, aku disarankan untuk berdiskusi kembali mengenai tujuan kampanye Pride dengan mereka dan coba jelaskan sekali lagi dengan mereka ... mana tahu mereka mau mencoba dan saran itu aku coba.


Ternyata segala sesuatu tidak mungkin tidak bisa kita lakukan asal kita mau mencobanya. Buktinya hari Sabtu tanggal 12 Mei 2007 aku kembali lagi dan ketemu dengan beberapa ibu (Ibu Ratna, Syukriah, Sulasmi, Kak Eli, Kak Sapiah dan ada beberapa ibu muda lainnya aku masih sering lupa namanya) yang ada di Leupung (Lamseunia), ketika kuutarakan lagi keinginanku untuk meminta tolong pada mereka mengenai pembuatan Kostum Burung. mereka tetap mengatakan tidak bisa, tetapi setelah aku jelaskan dan aku katakan kita akan buat bersama-sama dan nanti saya jelaskan cara membuatnya, ternyata mereka masih ragu. Tetapi tiba-tiba ibu Syukriah bilang” Saya tidak pernah membuat baju yang seperti itu makanya saya tidak yakin bisa”. Lalu aku bilang” nggak apa-apa bu kita coba saja dulu bagaimana?”. Terus mereka bilang "boleh juga kita coba"dan kita sepakat untuk ketemu lagi hari rabu.

Hari rabu aku datang dengan membawa bahan untuk membuat kostum dan aku langsung menjumpai ibu Syukriah yang belakangan kutahu dia dipanggil Bunda. Kami berkumpul di barak bunda. Setelah mereka berkumpul aku mulai menjelaskan bagaimana sebenarnya membuat kostum tersebut dan akhirnya mereka mulai membuat pola dan memotong kain. Pada hari itu kita hanya sebatas pada memotong kain saja karena mereka menyarankan sebelum kita jahit baiknya kainnya kita obras dan sisak dulu supaya tidak keluar benang-benangnya. Aku pulang dengan membawa kain untuk diobras dan keesokan harinya aku kembali lagi.

Kamis mereka kembali menjahit bersama-sama di barak bunda dan setelah itu kita makan siang bersama di tempat bunda itu. Eh ternyata baju burungnya jadi, biarpun ada yang harus dibongkar lagi karena salah. Setelah memperbaiki, seorang Ibu pun mencoba memakainya, dan kulihat bapak-bapak yang lewat di barak kami bekerja pun berhenti dan penasaran ingin tahu apa yang kami kerjakan.


Waktu itu kutanyakan kepada bunda “pakiban perasaan bunda watee nekalon baje getanyo ka lheh” (bagaimana perasaan bunda begitu melihat baju kita sudah selesai?) dengan tersenyum sang bunda menjawab “ hayee cit nyo ternyata jet ciet tanyo peget, loun ragu karena loun han tom loun cop bajee lagee nyo, ternyata jet ciet (sambil di tertawa).(hebat juga ya, ternyata bisa juga kita buat, saya ragu karena saya tidak pernah menjahit baju seperti itu, ternyata bisa juga (sambil tertawa).


Yang membuat aku bangga adalah kami bekerja di tempat yang sangat sederhana yaitu di barak dan kostum itu selesai, ya mungkin kostumku tidak sebagus punya teman-teman tetapi aku bahagia karena kostumku dibuat sendiri dan menurutku itu sudah sangat bagus dan hebat, terima kasih bunda, dkk!